Halo sahabat Fansa, tahukah kamu jika Indonesia juga memiliki kangguru ? Mungkin sebagian besar sahabat Fansa dan populasi manusia di dunia ini jika mendengar nama kanguru secara otomatis yang muncul di pikiran kita adalah Benua Australia, ya, karena kanguru (Macropodidae) selalu identik dengan Australia, bahkan popularitasnya di sana melebihi ternak-ternak domestik, seperti domba, babi, sapi dan unggas. Satwa endemik ini memang hidup dan berkembang biak cukup signifikan di Benua Australia, sampai-sampai diklaim hanya terdapat di Australia sekaligus dijadikan sebagai ikon atau lambang negaranya. Namun, jika kita melihat secara luas, ternyata Indonesia juga memiliki kanguru loh, tidak kalah dengan Benua Australia. Kanguru yang dimiliki Indonesia berjenis kanguru pohon atau yang bernama latin Dendrolagus sp. Kanguru jenis ini tersebar di sekitar Pulau Papua dan Benua Australia, tetapi mayoritas populasinya dapat dijumpai di Pulau Papua. Selain itu, kanguru endemik dari Tanah Papua ini merupakan salah satu dari dua mamalia darat terbesar di Papua setelah walabi (Lagorchestes leporides), yang telah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Papua sejak lama.
PENEMUAN SPESIES
Kanguru pohon pertama kali diketahui keberadaannya pada tahun 1826. Adalah awak kapal layar Belanda "Tinton" yang berlayar ke Papua Nugini di Pantai Utara Papua Barat yang melihat kanguru pohon untuk pertama kalinya. Mereka kemudian membawa empat spesimen kanguru pohon ke Eropa untuk diteliti lebih lanjut. Taksonomis Solomon Miller kemudian memberi nama ilmiah kanguru pohon Papua Dendrolagus dan kanguru tanah papua Thylogale. Keduanya termasuk ke dalam keluarga Macropodidae, tetapi berbeda dengan kanguru dan walabi Australia. Kemudian, beberapa peneliti Eropa datang untuk mempelajari lebih lanjut tentang kanguru di daerah tersebut. Para peneliti, Flannery dan Roger Martin, yang mengamati jenis kanguru ini kemudian ditindaklanjuti dan diabadikan dalam sebuah karya yang berjudul A Curious Natural History karya Tim Flannery tahun 1996 dan Kanguru Pohon Australia dan Negara Bagian Baru (Kanguru Pohon Australia dan Nugini yang dibuat oleh Roger Martin pada tahun 2005). Kanguru di kedua tempat tersebut (Papua dan Australia) sebenarnya sangat mirip, hanya saja kanguru di Papua memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kanguru di Australia, dengan tubuh yang lebih besar dan kuat. Berat rata-rata kanguru papua tidak melebihi 6-20 kg. Bahkan ada tubuh yang sangat kecil yang beratnya hanya 3 kg dan hanya memiliki sepertiga massa otot kanguru australia yang berat rata-ratanya 50-80 kg. Berbicara kanguru, maka tidak akan jauh dari kemampuan melompatnya yang khas. Lompatan kaki kanguru papua hanya 22 cm, jauh lebih pendek dari lompatan 2-3 ekor kangguru australia. Seperti namanya, kanguru tanah, berjalan di tanah seperti kanguru australia, sedangkan kanguru pohon hidup di pohon dan memakan dedaunan serta biji-bijian di hutan. Karena pijakan utamanya adalah dahan-dahan pohon, maka kanguru jenis ini menopang tubuhnya dengan kaki yang menjorok. Pantas saja kakinya melengkung, dan telapak kakinya besar dan tebal, seperti bantal. Adapun jenis kanguru darat yang berada di Papua terbagi atas dua jenis, yaitu Thylogale brunii (juga dikenal sebagai walabi gelap) dan Thylogale stigmata (atau yang dikenal sebagai walabi berkaki merah). Meskipun Thylogale brunii ditemukan di Papua, mereka juga bisa ditemukan di Pulau Papua Nugini. Thylogale brunii merupakan kanguru darat yang terkenal sebagai kanguru terkecil di dunia. Beratnya hanya sekitar 3-6 kg, tetapi mencapai 10 kg di beberapa tempat. Panjangnya 90 cm (termasuk ekor) dan lebarnya sekitar 50 cm. Brunii ada di Dataran Rendah Papua, Taman Nasional Vasul (Merauke) dan Taman Nasional Lorenz (Mimika), dan beberapa hutan di Papua Nugini. Kanguru tanah kedua adalah Thylogale stigmata atau red-legged pademelon yang hidup di beberapa Pantai Selatan Papua. Kanguru jenis ini memiliki warna kuning kecoklatan. Sedangkan untuk genus Dendrolagus atau kanguru pohon, setidaknya terdapat enam spesies, yaitu Dendrolagus good fellow (kanguru pohon hias), Dendrolagus mbaiso (dingiso), Dendrolagus dorianus (kanguru pohon ndomea), Dendrolagus ursinus (Vogelkop tree), Dendrolagus inustus (kanguru wakera) dan Dendrolagus stellarum.
PERKEMBANGBIAKAN
Perkembangbiakan kanguru pohon tidaklah mengenal musim kawin. Walau demikian, mereka yang sejatinya hidup secara soliter akan berkumpul jika waktu kawin telah tiba. Seekor kangguru penajantan memasuki usia matang untuk berpoduksi pada usia 4,6 tahun, sedangkan untuk betinanya pada usia 2,5 tahun. Seekor kanguru pohon betina dalam sekali reproduksi setidaknya dapat melahirkan satu ekor bayi kanguru pohon (joey). Setelah melewati masa kehamilan selama 44 hari dengan menyendiri dari kanguru pohon yang lain, seekor induk kanguru pohon akan melahirkan bayinya dan tetap meletakkan bayinya di dalam kantung yang dimilikinya selama 9-10 bulan. Selain itu, sang induk juga akan melakukan masa menyusui anaknya hingga usia 3-4 bulan setelah keluar dari kantungnya.
HABITAT
Habitat kanguru pohon hampir mencakup seluruh wilayah Papua dengan menempati 80% dari luas daratan Papua (416.000 km2) sebagai habitat aslinya, bersama jenis mamalia lainnya. Kanguru hidup di daerah arboreal, mulai dari permukaan laut sampai dengan daerah hutan pegunungan yang tingginya mencapai sekitar 4.000 m dengan suhu antara 100C – 27, 040C dan kelembaban berkisar 78,5%–86,5%. Satwa ini dapat dijumpai di wilayah Manokwari, Sorong, Sorong Selatan, Bintuni, Maybrat, Waigeo, Kaimana, Wondama/Wasior, Raja Ampat, dan Fak-fak. Satwa ini umumnya sangat menyukai dedaunan atau daun pucuk muda, buah, batang lunak, rumput-rumputan dan beberapa tumbuhan menjalar. Selain itu, satwa ini juga memiliki kecenderungan hidup secara berkelompok dengan satu kanguru jantan yang paling dominan. Meskipun demikian, ternyata masih terdapat beberapa dari jenis ini yang memilih hidup secara individu. Masa hidup seekor kanguru rata-rata berkisar antara 12 sampai 18 tahun. Panjang tubuhnya berkisar antara 500–800 mm dan tidak termasuk ekor. Saat dewasa satwa ini memiliki berat sekitar 6–18 kg. Sedangkan kanguru betina bereproduksi sepanjang tahun dan mengalami kematangan seks setelah mencapai berat badan antara 8,5-10 kg dan kanguru jantan dengan berat 12 kg.
Populasi Turun 80% dalam 30 Tahun Terakhir
Beberapa ahli biologi memasukkan kanguru emas ke dalam spesies kanguru pohon hias yang menjadi maskot PON 2020, meski secara fisik berbeda. Selain bulunya yang pendek dan halus, kanguru emas juga memiliki warna yang sangat menarik, yaitu coklat muda, serta memiliki leher, pipi dan kaki berwarna kuning pucat. Bagian bawah berwarna pucat dengan dua garis emas. Kanguru lucu ini ditemukan oleh Pavel German di daerah terpencil Pegunungan Foja di Papua pada tahun 1990. Hal ini juga ditemukan di Pegunungan Torricelli Papua Nugini, 680-1.700 meter di atas permukaan laut. Panjang tubuh 41-77 cm, panjang ekor 40-80 cm, dan berat 7-15 kg. Kanguru pohon hias berukuran besar dan berwarna coklat. Kanguru Golden Retriever dan Kanguru Mbaso merupakan kanguru yang hampir punah, karena tidak lebih dari 10-15 spesies yang masuk dalam Red List International Union for Dialogue on Nature (UICN). Peneliti kanguru menilai habitat kanguru Papua lebih kompleks karena dapat ditemukan di daerah pesisir dan hutan dataran rendah, hingga puncak Jayawijaya. Pada tahun 2018, para peneliti dan fotografer menemukan beberapa tanda aroma dan bekas cakar kanguru di pangkal pohon yang digunakan untuk memanjat pohon di hutan pegunungan yang curam. Kanguru mbaiso dapat ditemukan di puncak Gunung Sudirman di Pegunungan Jayawijaya. Hal ini juga membuat Kanguru Papua rentan terhadap ancaman dari kondisi habitat dan predator. Ancaman utama kanguru Papua adalah ular piton, burung hantu besar dan elang. Ketika kanguru turun dari pohon untuk mencari air, saat berada di atas pohon, mereka akan membidik kanguru. Penduduk setempat biasanya memelihara mereka sebagai hewan peliharaan. Para peneliti juga mencatat bahwa pembukaan lahan untuk perkebunan dan keperluan lainnya cukup mengganggu kanguru Papua sehingga jumlahnya semakin menurun. Mereka mencatat populasi hewan ini menurun 80% dalam 30 tahun terakhir. UICN mencatat untuk seluruh spesies kanguru papua, jumlahnya tak lebih dari 50 ekor. Untungnya semua genus Dendrolagus sudah masuk satwa yang dilindungi Indonesia dan tertuang pada lampiran Peraturan Pemerintah tahun 1999 tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi (K-CD).
Referensi Koibur, J. F. 2018. Kanguru Pohon (Dendrogus sp) Potensi Lokal Papua Sumber Pangan Masa Depan. Jurnal Ilmu Peternakan Vol. 8 No. 1. Universitas Papua. Tersedia dalam https://journal.fapetunipa.ac.id/index.php/JIPVET/article/view/31. (Diakses pada 20 Januari 2021). Koibur, J. F, dkk. 2011. Karakteristik Dan Organ Reproduksi Betina Kanguru Pohon Kelabu (Dedrologus Inustus) Di Papua. Buletin Peternakan Vol. 35 (1): 17-23. Universitas Negeri Papua. (Diakses pada 10 Juni 2021). Artikel yang harus dibaca : 5 Potret Kanguru Pohon yang Kian Langka & Terancam Punah, Sedih! (idntimes.com) Indonesia.go.id - Si Imut Kanguru Pohon yang Nyaris Punah Kanguru Pohon di Papua Terancam Punah | Wanaswara Yuk Kenali! Ini Jenis Pohon yang Hampir Punah! - Minews ID Kanguru Indonesia, Spesies yang Kurang Terkenal dan Hampir Punah! Bagaimana Rupa dan Bentuknya? - USS Feed