Indonesia merupakan salah satu Negara Kepulauan terbesar di dunia. Maka tidak heran, apabila Indonesia memiliki berbagai macam kekayaan alam, baik flora maupun fauna yang tersebar di berbagai daerah. Keragaman fauna menjadi salah satu aset sumber daya alam bangsa Indonesia yang tentunya harus dijaga kelestariannya. Informasi dan edukasi mengenai fauna Indonesia menjadi faktor penting dalam upaya pelestariannya. Namun, media saat ini masih terbatas dalam menginformasikan mengenai fauna Indonesia terutama fauna endemik yang ada di berbagai daerah di Nusantara. Maka tidak heran, anak-anak di Indonesia kurang perhatian mengenai informasi keanekaragaman fauna karena minimnya informasi tentang fauna khususnya satwa endemik terancam punah di Indonesia. Berdasarkan informasi di atas, sekarang ini diperlukan suatu solusi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap isu lingkungan dan meningkatkan pengetahuan anak-anak mengenai satwa endemik di Indonesia. Kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang satwa endemik di Indonesia dirasa masih kurang dalam meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat, karena sosialisasi yang dilakukan masih secara monoton. Diperlukan langkah berbeda yang lebih menarik, salah satunya adalah dengan media boneka dalam penyampaian media sosialisasi dan edukasi.
Boneka yang mengangkat tentang fauna endemik masih belum banyak dijumpai di pasaran. Oleh karena itu kami, ingin mengangkat boneka Fansa menjadi salah satu produk kampanye konservasi fauna endemik sekaligus sebagai media sosialisasi dan edukasi ke masyarakat. Boneka Fansa akan didesain dengan menarik dan unik serta dilengkapi website dan teknologi Augmented Reality . Seperti yang diketahui bahwa teknologi AR sudah banyak digunakan untuk membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Teknologi AR ini akan memudahkan dalam penyampaian informasi mengenai fauna endemik langka di Indonesia. Produk Boneka Ini mengedepankan tiga poin yaitu unik, edukatif, dan kekinian. Unik terancamnya satwa endemik yang disalurkan dengan produk boneka kami yang berbentuk satwa endemik yang terancam punah dan disertai atribut (saat ini berencana untuk scarf) yang bertuliskan kampanye “save forest” dan “save (nama hewan)”, edukatif karena produk kami akan menyisipkan edukasi tentang menjaga hutan dan satwa endemik yang akan disajikan dalam bentuk leaflet infografis yang sepaket dengan pembelian boneka, dan kekinian karena produk kami akan sepaket dengan leaflet yang dilengkapi oleh fitur Augmented Reality.
Kanguru-pohon Mantel-emas atau dalam nama ilmiahnya Dendrolagus pulcherrimus adalah sejenis kanguru-pohon yang hanya ditemukan di hutan pegunungan pulau Irian. Spesies ini memiliki rambut-rambut halus pendek berwarna coklat muda. Leher, pipi dan kakinya berwarna kekuningan. Sisi bawah perut berwarna lebih pucat dengan dua garis keemasan dipunggungnya. Ekor panjang dan tidak prehensil dengan lingkaran-lingkaran terang. Kanguru pohon masuk kedalam daftar merah IUCN dengan populasinya yang rentan punah, yang disebabkan oleh rusak habitatnya. Selain itu disebabkan sistem reproduksi kanguru pohon yang terbatas.
Owa jawa (Hylobates moloch) adalah sejenis primata anggota suku Hylobatidae. Dengan populasi tersisa antara 1.000 – 2.000 ekor saja, menjadikan ia sebagai salah satu primata yang paling terancam kepunahan. Organisasi konservasi dunia IUCN memasukkannya ke dalam kategori Genting (endangered), dengan peluang sebesar 50% bahwa hewan ini akan dapat punah dalam satu dekade mendatang. Ancaman utama kepunahan datang dari hilangnya habitat akibat pembukaan hutan untuk berbagai keperluan. Di samping itu, anak-anak owa kerap ditangkapi (jika perlu dengan membunuh induknya lebih dulu) untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai hewan timangan bergengsi. Owa jawa menyebar terbatas (endemik) di Jawa bagian barat. Owa jawa tidak memiliki ekor, dan tangannya relatif panjang dibandingkan dengan besar tubuhnya.
Harimau sumatra adalah populasi Panthera tigris sondaica yang mendiami pulau Sumatra, Indonesia dan satu-satunya anggota subspesies harimau sunda yang masih bertahan hidup hingga saat ini. Ia termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatra. Karena hal tersebut kami mencoba membuat karakter tersebut supaya dikenal oleh masyarakat, sehingga mereka lebih peduli dengan kelestarian harimau sumatra.